SEJARAH PERBANKAN DI DUNIA
A.PERBANKAN
SYARIAH
Konsep teoritis mengenai Bank Islam muncul pertama kali pada tahun
1940-an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi hasil.
Berkenaan dengan ini dapat disebutkan pemikiran-pemikiran dari penulis antara
lain Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948) dan Mahmud Ahmad (1952). Uraian
yang lebih terperinci mengenai gagasan pendahuluan mengenai perbankan Islam
ditulis oleh ulama besar Pakistan, yakni Abul A’la Al-Mawdudi (1961) serta
Muhammad Hamidullah (1944-1962) .
Secara kelembagaan yang merupakan
Bank Islam pertama adalah Myt-Ghamr Bank. Didirikan di Mesir pada tahun 1963,
dengan bantuan permodalan dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan binaan dari
Prof. Dr. Abdul Aziz Ahmad El Nagar. Myt-Ghamr Bank dianggap berhasil memadukan
manajemen perbankan Jerman dengan prinsip muamalah Islam dengan
menerjemahkannya dalam produk-produk bank yang sesuai untuk daerah pedesaan
yang sebagian besar orientasinya adalah industri pertanian . Namun karena
persoalan politik, pada tahun 1967 Bank Islam Myt-Ghamr ditutup . Kemudian pada
tahun 1971 di Mesir berhasil didirikan kembali Bank Islam dengan nama Nasser
Social Bank, hanya tujuannya lebih bersifat sosial daripada komersil.`
Bank Islam pertama yang bersifat swasta
adalah Dubai Islamic Bank, yang didirikan tahun 1975 oleh sekelompok usahawan
muslim dari berbagai negara. Pada tahun 1977 berdiri dua bank Islam dengan nama
Faysal Islamic Bank di Mesir dan Sudan. Dan pada tahun itu pula pemerintah
Kuwait mendirikan Kuwait Finance House .
Secara internasional, perkembangan
perbankan Islam pertama kali diprakarsai oleh Mesir. Pada Sidang Menteri Luar
Negeri Negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Karachi Pakistan
bulan Desember 1970, Mesir mengajukan proposal berupa studi tentang pendirian
Bank Islam Internasional untuk Perdagangan dan Pembangunan (International Islamic
Bank for Trade and Development) dan proposal pendirian Federasi Bank Islam (Federation
of Islamic Banks) . Inti usulan yang diajukan dalam proposal tersebut
adalah bahwa sistem keuangan bedasarkan bunga harus digantikan dengan suatu
sistem kerjasama dengan skema bagi hasil keuntungan maupun kerugian. Proposal
tersebut diterima, dan Sidang menyetujui rencana pendirian Bank Islam
Internasional dan Federasi Bank Islam. Bahkan sebagai tambahan diusulkan pula
pembentukan badan-badan khusus yang disebut Badan Investasi dan Pembangunan
Negara-negara Islam (Investment and Development Body of Islamic Countries),
serta pembentukan perwakilan-perwakilan khusus yaitu Asosiasi Bank-bank Islam (Association
of Islamic Banks) sebagai badan konsultatif masalah-masalah ekonomi dan
perbankan Islam .
Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya bulan Maret 1973,
usulan sebagaimana disebutkan di atas kembali diagendakan. Bulan Juli 1973,
komite ahli yang mewakili negara-negara Islam penghasil minyak bertemu di
Jeddah untuk membicarakan pendirian Bank Islam. Rancangan pendirian bank
tersebut, berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dibahas pada
pertemuan kedua, bulan Mei 1972. Pada Sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah
tahun 1975 berhasil disetujui rancangan pendirian Islamic Development Bank
(IDB) dengan modal awal 2 milyar dinar dan beranggotakan semua negara anggota
OKI .
Sejak saat itu mendekati awal dekade 1980-an, Bank-bank Islam
bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia,
Bangladesh dan Turki. Secara garis besar lembaga-lembaga perbankan Islam yang
bermunculan itu dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni sebagai Bank
Islam Komersial (Islamic Commercial Bank), seperti Faysal Islamic Bank (Mesir
dan Sudan), Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank, Jordan Islamic Bank for
Finance and Investment, Bahrain Islamic Bank dan Islamic International Bank for
Finance and Development; atau lembaga investasi dengan bentuk international
holding companies, seperti Daar Al-Maal Al-Islami (Geneva), Islamic Investment
Company of the Gulf, Islamic Investment Company (Bahama), Islamic Investment
Company (Sudan), Bahrain Islamic Investment Bank (Manama) dan Islamic
Investment House (Amman).
B.PERBANKAN
KONVENSIONAL
Yang pertama bank adalah pedagang dari dunia kuno yang membuat pinjaman kepada petani dan pedagang yang
membawa barang antar kota. Catatan
pertama kegiatan seperti tanggal kembali ke sekitar 2000 SM di Asyur dan Babilonia . Kemudian,
di Yunani kuno dan selama Kekaisaran Romawi , pemberi pinjaman yang berbasis di
kuil memberikan pinjaman tetapi juga menambahkan dua inovasi penting: menerima
deposito dan mengubah uang. Selama
periode ini, ada bukti sama pengembangan independen dari pinjaman uang dalam China kuno dan secara terpisah di India kuno .
Perbankan, dalam pengertian modern dari kata tersebut, dapat ditelusuri
ke abad pertengahan dan awal Renaisans Italia , ke kota-kota kaya di utara
sepertiFlorence , Venice dan Genoa . Para Bardi dan peruzi keluarga
didominasi perbankan di Florence abad ke-14, mendirikan cabang di banyak bagian
lain Eropa. [1]Mungkin bank Italia
paling terkenal adalah Medici bank, didirikan oleh Giovanni Medici
tahun 1397. [2]
Perkembangan perbankan menyebar melalui Eropa dan sejumlah inovasi
penting terjadi di Amsterdam selama Republik
Belanda pada abad 16 dan di
London pada abad ke-17. Selama
abad ke-20, perkembangan telekomunikasi dan komputasi menghasilkan perubahan
besar pada cara bank beroperasi dan memungkinkan mereka untuk secara dramatis
meningkatkan dalam ukuran dan penyebaran geografis. The krisis
keuangan Akhir 2000-an melihat
sejumlah besar kegagalan bank, termasuk beberapa bank terbesar di dunia, dan
banyak perdebatan tentang peraturan
bank .
Sejarah perbankan terkait erat dengan sejarah uang tetapi transaksi perbankan mungkin
mendahului penemuan uang. Deposit
awalnya terdiri dari biji-bijian dan kemudian barang lainnya termasuk ternak,
alat pertanian, dan logam akhirnya mulia seperti emas, dalam bentuk mudah
membawa piring terkompresi.
Di masa sebelum pembentukan agama Kristen, kehidupan ekonomi rakyat
beredar tentang rumah-rumah Regala
familia dan imamat mereka, di
mana keamanan yang diberikan untuk penyimpanan dan distribusi terutama tanaman. Dengan demikian bangunan dimanfaatkan
terutama oleh elit ini, istana dan kuil-kuil, menjadi lokasi yang paling awal
dari pertukaran sosial membawa beberapa kesamaan dengan praktek perbankan
budaya kontemporer, di mana-di safegaurding dari kekayaan masyarakat terjamin. [3] Temples dan istana adalah tempat paling aman
untuk menyimpan emas juga, karena mereka terus-menerus hadir dan kekar. Sebagai tempat suci, kuil disajikan
alat pencegah ekstra untuk calon pencuri.